twitter


Masa kecil itu masa yang paling bersinar. Masa dimana kita melakukan semuanya dengan konsep "Bodo Amat". Kita begitu konfiden terhadap diri kita sendiri. Kesenangan adalah tujuan utama kita. Soal cinta, kita belum mengerti apa-apa soal cinta. Bahkan disaat masih kecil dulu, duduk sebelahan sama perempuan malunya setengah mati.

Cinta emang bikin bahagia. Tapi disaat masih kecil, kita bisa lebih bahagia tanpa mengenal cinta. (Cintanya sama emak-bapak doang). Teman adalah orang nomer satu yang mengenalkan kita pada dunia atau mungkin secara bersama-sama, kita mengenal dunia. Saat itu, dunia adalah tempat kita untuk bersenang-senang. Berharap kita akan terus seperti ini. Bermain, bergembira, tertawa, selamanya kita akan bersama.

Tapi itu soal lain. Yang bakal gue omongin disini adalah, Cerita-cerita atau  karya kita saat masih kecil.

Beberapa waktu yang lalu gue sempet main dikelas SD. Ditembok belakang, gue melihat tulisan-tulisan karya mereka sendiri. Ada yang memang ditambah dengan gambar, ada yang polos doang. Gue masih inget salah satu ceritanya pada waktu itu. Begini:

" Pada jaman dahulu hiduplah seorang putri. Dia tinggal di istana. Dia sayang raja dan permaisuri. Pada suatu hari, sang putri bermain ditaman bersama ibunya. Dan mereka hidup bahagia selama-lamanya. Tamat. "

Gue senyum dikit. Lalu ketawa sambil pipis dicelana.

Kok bisa seorang putri, yang hidup di istana, main ditaman sama ibunya, terus bahagia selama-lamanya. Si putri kurang pergaulan banget. Nggak ada mainan lain gitu. Apakah pada saat itu nggak ada warnet? atau Seven-Eleven biar dia bisa nongkrong minum Slurpee sama ibunya.

'Gila, cerita-cerita anak kecil itu bego banget ternyata.' Cetus gue dalem hati sambil menaikkan alis.

Ada lagi baru-baru ini, gue nemu kertas dilaci meja kelas gue. Tulisan yang tidak begitu panjang. Dan ditulis dengan menggunakan pensil. Ceritanya begini:

" Pada suatu hari, ada tikus berteman dengan kelinci. Lalu mereka bermain dihutan. Tiba-tiba, tikus dimakan oleh citah. (baca:Cheetah) lalu kelinci menolong tikus. Kelinci bilang, 'disana ada kijang!' tapi boong. Lalu citah pergi mencari kijang. Akhirnya tikus dan kelinci hidup bahagia selama-lamanya. "

Gue nggak tau kenapa pada hari itu si Cheetah bego banget. Mau di bego-begoin sama dua makanan lezatnya. Dia lebih memilih Kijang yang jauh disana dan gak pasti adanya. Dan pertanyaan besarnya adalah... kalimat ini, 'Tiba-tiba, tikus dimakan oleh citah. Lalu kelinci menolong tikus'. Gimana bisa, tikus yang udah dimakan, tiba-tiba tertolong oleh kelinci? Apa karena Cheetahnya ompong? atau dia nggak punya tenggorokan? Dan kenapa kelinci lebih milih temenan sama tikus? nggak ada hewan lain yang lebih gaul dan beken?

Semua cerita-cerita masa kecil terkadang membuat kita harus menggeleng-gelengkan kepala. Mengapa ceritanya tidak masuk akal. Tidak ada alur. Tidak ada permasalahan yang begitu berarti. Dan bego.

Saat gue melihat tulisan-tulisan masa kecil gue, semuanya terasa seperti... 'gue pernah jadi anak bego' tapi pada dasarnya, tulisan-tulisan itu sangat berarti buat kita pada masa itu. Mungkin tulisan itu adalah karya kita yang paling pantas buat dibaca oleh semua orang. Karya yang menurut kita udah paling keren.

Tapi semuanya sudah tidak lagi menjadi karya yang luar biasa dikala kita sudah beranjak dewasa. Semuanya menjadi seperti bahan lelucon. Karya yang dulunya kita agung-agungkan, sekarang hanya menjadi cerita bodoh.

Gue hanya ingin kalian mengingat satu hal penting. Jika suatu saat kalian menemukan tulisan-tulisan masa kecil kalian, dan pada saat itu juga kalian tertawa dan merasa bodoh, sadarlah. Tulisan itu yang membawa imajinasi kalian terbentang luas diatas kertas. Satu karya yang membuka segalanya menuju karya-karya yang lebih baik.

Dan gue selalu pingin cerita gue punya struktur akhir yang sama pada cerita masa kecil. Yap! Hidup bahagia selama-lamanya :)

0 comments:

Post a Comment