twitter


*kreeek*

Barusan bunyi jari-jari yang gue tarik karena udah lama nggak nulis. Sejujurnya, kenapa gue jarang nulis lagi karena emang nggak ada kegelisahan yang gue rasain sama sekali.

Dan tibalah pada saat ini.

Pikiran gue nggak pernah tenang. Apapun yang gue lakuin dikeseharian, selalu terngiang sama hal-hal yang berbau penyesalan.

Cuman ditulisan inilah biasanya gue bisa bebas ceritain apa yang pikiran dan perasaan gue mampu untuk sampaikan.

First of all, belakangan emang gue terlihat bahagia. Kalo ada dari readers gue yang follow instagram, snapchat, facebook, path, askfm, twitter, line, steam, friendster, pasti tau.

Gue punya sosok orang paling spesial dalam hidup gue. Yang sampe kapanpun gue selalu berharap dia bakal jadi orang yang mampu bertahan sama gue til the end.

3 tahun yang gue rasain adalah momen paling sempurna. I've never been so happy in my life. Gue merelakan semua yang gue punya, gue pertaruhkan hal yang penting menjadi tidak penting.

Hingga pada akhirnya, gue tersadarkan oleh 'semua tidak akan bertahan selamanya.'

Sosok ini hilang dari hidup gue.



Dan percayalah, dalam hidup, setiap hal kecil ataupun hal besar yang kalian lakukan, akan terasa sangat sia-sia saat ia hilang dari genggaman kalian apabila kalian tidak benar-benar menggenggamnya.

Gue masih berfikir.

Berfikir lagi.

Sekali lagi.

Dan lagi.

Apakah semua rasa penyesalan ini, semua rasa sia-sia ini, berharga untuk selalu kita simpan didalam benak kita?

Tidak. Bukan penyesalan seharusnya. Lebih tepat lagi disebut kenangan. Penyesalan hanyalah parasit yang menumpuk diatas semua kenangan itu.

And with the last piece of me,

Gue meninggalkan semua kenangan itu.

Semua penyesalan itu.

.
.
.
.

Tapi entah kenapa semuanya terasa serba salah.

Hal ini justru mengubah gue menjadi konsep diri gue yang lain. Gue yang gak bisa nerima apa-apa lagi.

Seseorang pernah bilang, 'lo boleh patah hati. Tapi jangan sampe lo menutup hati lo untuk orang yang baru.'

Unfortunately, kata-kata itu gak berkesan buat gue.

I become cold.

More and more.

And more than that.

I can't accept anything or anyone.

I'm straight out of myself.


I never expect someone come and save me.

Gue cuma pengen,

Untuk sementara ini,

Gue mengemas bagian-bagian diri gue yang udah hancur.

Gue cuma pengen,

Untuk sementara ini,

Gue bersiap-siap lagi untuk sesuatu yang baru.

Gue cuma pengen,

Untuk sementara ini,

Semua hal yang pernah gue lakuin, berkesan untuk selamanya.









Thank you, wherever you are.

2 comments:

  1. Mantap bang bet

  1. Yak tolong dibantu ya

Post a Comment