Semua orang suka hujan. yah gue juga suka. dulu waktu kecil, saat ngedenger gemuruh geledek pasti spontan keluar rumah nunggu hujan turun. kenyataannya malah disambar petir.
Hujan itu membawa beberapa macam kondisi dan situasi. terlebih lagi, galau. hmm udah males ngomongin galau-galau. bosen. Hujan adalah sebuah anugerah. ya.. pemberian dari tuhan. betapa senangnya penduduk dikawasan gurun sana ketika hujan datang.
Suasana dingin, damai, tenteram. terkadang hanya terdengar suara gemercik air yang jatuh ke genteng dan semen di depan rumah. membawa suasana jadi lebih nyaman. gue memang suka hujan. nggaperlu ber-shower, kita udah dapet air gratis yang turun dari langit.
kegiatan yang paling cocok bila hujan turun adalah, tidur. tidak ada yang bisa mengalahkan nikmatnya tidur dihari hujan. apalagi dibalut selimut dan bantal yang empuk. fuh, heaven..
hujan, hujan, hujan. kata yang sering gue denger. sebagian orang suka hujan, sebagian benci karena mungkin ada sebagian kegiatan mereka terhalang oleh hujan.
tapi gue disini bukan untuk menceritakan apa yang gue lakuin bila hujan datang. gue bukanlah pawang hujan dipesta kawinan. gue juga bukan malaikat yang nurunin hujan. tapi hujan, membawa gue ke masa lalu.
beberapa kenangan tentang hujan sempat singgah dibenak gue. rasanya, bener-bener sakit bila diinget-inget. cerita gue tentang hujan bersama cewek yang tidak pernah keluar rumah.
Sore itu, gue memang sudah deket sama dia. sebut saja namanya Clara. dia adalah gadis pemalu, cantik, baik hati, dan mirip manusia. Clara bersekolah sama dengan gue. disekolah, dia cukup populer. bagi para cowok-cowok keren, clara itu sangat susah untuk didapatkan. dan bagi cowok-cowok cupu termasuk gue, Clara itu sangat mustahil untuk didapatkan.
tapi syukurlah, semesta mendekatkan gue kepada Clara. kebetulan jarak rumah gue dan rumahnya dia tidak begitu jauh. sudah 2 bulan gue deket sama dia.
Hujan deras mengguyur disekitar rumah gue juga rumahnya Clara. sore itu kita sedang SMS-an. tepat dimana hari pernyataan perasaan cinta (monyet) antara gue dan dia. dia bilang ke gue lewat sms, kalo dia bener-bener sayang sama gue. kita juga udah deket sejak lama ya tidak ada salahnya naik ke jenjang yang berikutnya yaitu, lebih dari sekedar teman/sahabat atau dalam bahasa gaulnya 'pacaran'.
Clara memang menyukai gue sejak lama dan gue baru mengetahui hal ini. sore itu, gue nggak tau apa yang terjadi sama dia. mungkin efek hujan deras sehingga membuat dia agak sedikit gila. tapi nggak mungkin, mana ada orang tiba-tiba gila saat hujan turun kecuali hujan duit.
Clara bilang ke gue, kalo dia bener-bener sayang banget-banget-banget sama gue. gue ulangin biar lebih keren. Clara bener-bener sayang banget sama gue. gue nggak bisa bayangin, inikah cewek yang dikejar oleh ratusan cowok keren disekolah? menyatakan perasaannya ke gue? tentu saja gue rasa ini mimpi. sempet nyubit pipi gue, sakit. mau nusuk perut sendiri pake piso dapur, gue takut nanti perjalanan hidup gue cuman sampe sini aja.
gue menenangkan keadaan dan bersikap sok cool. kenyatannya malah mirip abang siomay yang baru terkenal karena jadi anggota boyband. gue bilang ke clara, oke gue tau hal itu. masalah pacaran? why not. siapa sih yang nggamau sama lo eaa ngga? tapi satu masalahnya, apakah bisa hubungan kita bertahan lama sementara gue yang 2 hari lagi mau pindah. dan besoknya juga libur jadi kita nggak dikasi kesempatan buat bertemu. kecuali kalo clara memang berniat buat LDR tapi itu bukanlah cara yang efektif.
Clara lalu bilang, kata-kata ini memang ngga pernah gue lupain seumur hidup gue, 'kalo kamu emang bener sayang sama aku, buktikan. aku mau kamu berlari melawan hujan deras dan datang tepat dihadapanku. aku cuman pengin, untuk terakhir kalinya, bertemu sama kamu tepat dihadapan kamu didepan rumahku'
gue yang membaca sms itu tiba-tiba jadi keinget sinetron yang selalu ditontonin nyokap gue ketika malem. tapi tinggalkan soal persinetronan dulu, ini masalah serius.
gue ngeliat keluar, duduk disebelah jendela, hujan deras. sesekali melihat kearah hape dan membaca sms Clara lagi. gue kembali melihat satu-persatu air yang turun dari langit.
disusul sms kedua dari Clara yang isinya 'plis.. for the last time, when the rain comes, i wanna see you.. in front of me'
gue takut membuat Clara menjadi terluka setelah gue melakukan apa yang dia suruh. biarlah dia menganggap gue enggak sayang sama dia yang sejujurnya gue bener-bener nggakuat bila dia ngeliat gue lenyap setelah pertemuan terakhir kita.
membayangkan muka Clara disaat begini, dia pasti bener-bener menunggu gue. melihat kearah luar dari jendela apakah gue sudah berdiri disana atau belum. gue ter-enyuh. merasa membuang kesempatan yang sangat berharga.
gue melihat keluar sebentar, dan mulai mengetik sms terakhir buat Clara. 'I really really want to see you, but it looks like rain does not allow me to run against it. maybe one day, a man who could beat the rain and ran right in front of you. unfortunately, it's not me, but someone else.'
sore itu, clara tidak melihat gue, berdiri didepan rumahnya. tidak ada siapapun disana.
dan semenjak kejadian itu, bila hujan datang gue selalu melihat keluar jendela dan berpikir 'apakah saat ini Clara masih melihat kearah jendela, keluar rumahnya?' penyesalan dihati gue masih tertinggal di segelincir air hujan yang jatuh dari langit. ternyata, hal yang gue lakuin itu salah.
heavy rain...