twitter


Mungkin kalian semua pasti udah pernah ngalamin yang namanya jatuh cinta dan perasaan kalian pada saat jatuh cinta. Yang belum mungkin jatuh dari lantai tiga. Kebanyakan orang menganggap sepele hal tersebut dan membiarkannya berlarut-larut hingga perasaan tersebut kian terkubur semakin dalam, jauh lebih dalam, jauh lebih dalam dari sebelumnya ( jadi kaya’ romy Rafael ) tapi emang bener, malah ada dua kemungkinan yang mereka takuti pada saat jatuh cinta. 1)takut mengutarakan perasaan 2)setelah nembak, takut ditolak. Jadi sebagian orang mengabaikan hal tersebut dan terhapus oleh waktu. Akhirnya, cuma naksir-naksir saat pandangan pertama.

Bicara soal pandangan pertama, hal itupun terjadi pada gue yang bagaimana secara tidak logis dan kasat mata, pertama gue liat tuh cewek nih jantung langsung ilang. Maybe fallin’ in love or another. Mungkin sebaiknya kita ceritakan bagaimana gue bertemu dengannya. Hari itu adalah hari minggu dimana band gue ikutan festival di mal ciputra seraya. Dia dan temennya yang dimana temennya itu adalah pacar gitaris gue. ( kabarnya sekarang udah mantan ) sementara kita manggung, dia ngeliatin kita-kita lagi show. Nah,lho! Sama aja.

Habis kita manggung, gue dan personil lainnya masih tetap berada di mal tersebut untuk menunggu hasil pengumuman. Selang waktu berjalan, kita isi waktu yang membosankan tersebut dengan makan dan nonton film. Film yang kita tonton waktu itu adalah the crazies. Membosankan. Kenapa membosankan? Karena gue udah menonton film itu untuk yang ketiga kalinya. Tapi personil yang lain belum pernah. Terpaksa mesti nurutin kemauan mereka. Dan dari situlah gue bertemu dengannya. Si gadis yang membuat gue kesem-sem, jatuh cinta, padahal baru ketemu.
 Sementara, ray gitaris gue memesan tiket. Habis ntu kita duduk ngga’ jelas menunggu jadwal filmnya. Saat itu, ia mengenakan kemeja hitam dan memakai jeans. Gue juga. Setidaknya kita punya kesamaan. Dan itu salah satu nilai plus yang bikin gue pede. Rambutnya terurai kedepan dan poni yang cantik layaknya cengkok ABG gaul jaman sekarang. Dia terus lengket bersama ponsel yang nggak bisa lepas dari tangannya. Entah dia punya banyak hutang untuk ditebus ato gimana gue nggak tahu. Dia nggak pernah ngeluarin sepatah kata sedikitpun. Awalnya gue sangka dia tunawicara, tapi gue ngeliat dia ngomong dengan nada rendah ke temennya. Gue bernapas lega..

Film hampir dimulai, gue dan ray memesan popcorn asin buat dimakan ( yaiyalah, masa’ buat ngupil ) gue juga ngeliat keadaan. Semua personil kecuali gue udah ngegandeng pasangan. Satu-satunya yang mau ngegandeng sama gue adalah mbak-mbak office girl yang ngebersihin toilet di mal tadi. Gue merasa terasingkan. Nah, disaat itulah gue inisiatif buat ngerubah status single gue menjadi menjalin hubungan. Gue berniat duduk disebelahnya dia. Lalu gue berfikir bagaimana caranya bisa duduk disebelah dia. ‘ aha.. ‘ gue menjentikkan jari seolah-olah dapet ide. Lalu gue bilang ke maya calon pacarnya si ray yang katanya dia mau nembak pas lagi nonton, kenyataannya dia nembak habis makan sambil muter-muter mal.

‘ may, lo duduk sebelah gue aja, lagian si ray katanya mau omongin sesuatu ‘
Maya terdiam sejenak. Mampus gue kalo sampe dia bilang enggak dan rencana gue bakal kebongkar.

‘ oke ‘ kata maya. Gue girang ampe mau pipis dicelana.

Rencana gue berhasil. Gue duduk disebelah dia. Mungkin saat itu dia juga agak bingung kenapa nih cowok yang ga jelas asal-usulnya bisa duduk disamping gue. Tapi dia enjoy aja. Selama jalannya film, gue terus memperhatikan dia yang ada disebelah kanan gue. Kalo ke kiri malah liatin dua ABG yang menjalani proses pendekatan. Satu hal yang gue tau dari dia, dia penakut banget. Dari awal nyampe abis tu film dia selalu nutupin wajahnya dan mengintip sedikit demi sedikit saat situasi tidak menegangkan (dalam film). Entah dia takut karena tuh film atau dia pengen muntah ngeliat muka gue. Tapi, adiknya si ray yang masi SD menonton dengan enjoy layaknya menonton teletubbies. Satu-satunya dia menutup matanya adalah saat adegan ciuman.

Gue mencoba untuk mengobrol sama dia. Tapi bibir gue nggak sanggup buat ngelontarin sepatah katapun. Waktu terus bergulir dan gue berpikir inilah saatnya gue bisa sedikit ngobrol sama dia atau keburu film habis dan semua selesai. Kita ga bakalan sedekat ini lagi..
Hingga tercipta sebuah momen, dia kaget. Dan hampir mengarahkan kepalanya ke arah gue. Gue memberanikan diri untuk memulai sebuah percakapan.

‘ serem ya? Kok kaya’ nya kamu takut banget? ‘
Dia mengangguk sedikit.

‘ iyaa serem. Gue aja takut banget ‘ sahut Luna temen disebelahnya.

Gue jadi heran sebenarnya yang gue taksir dan gue ajakin ngobrol dia apa temennya? Hanya Tuhan yang tau. Sempat terlintas dipikiran gue buat mengatakan ‘ oh.. kalo gitu nyandar aja dipundak gue ‘ setelah gue pikir-pikir lagi, terlalu geli. Satu-satunya yang mengatakan hal tersebut adalah mas-mas tukang sayur yang ngegodain ibu-ibu lagi beli dagangannya.
Selesai nonton, kita berpisah. Gue beraharap bisa ketemu lagi sama dia. Dia entah kemana dan gue pergi mengisi perut bersama personil lainnya. Kita ke Texas. Disana gue sempet cerita sedikit tentang perasaan gue ke dia. Respon mereka malah seperti ini :

‘ apa? Yang bener aja loe.. baru ngeliat udah mau nembak ‘

‘ bukan nembak, monyong ! ‘

‘ lah, terus ?! ’

‘ gue cuma agak sedikit naksir aja sama dia ‘

‘ bagus dong. Artinya lu ga bakal bawain koper kita-kita lagi ‘ ( maksudnya, daripada gue bengong liatin mereka ngegandeng pasangan, mending gue bawain barang belanjaannya mereka. Sedih. )’:

‘ iya juga sih.. ‘

mengetahui hal tersebut, gue punya inisiatif kecil. Gue minta nomer handphone nya dari pacar si ray. Meskipun butuh perjuangan yang cukup lama buat nyuruh Ray mintain nomer dia melalui pacarnya, akhirnya rencana gue berhasil. Sepulang dari mal, nomer tu cewek udah ada di handphone gue. Jam sudah menunjukkan pukul 20.30 malam. Gue, ray, dan wisnu drummer gue mampir ke lapak yang ga jelas dan memesan nasi goreng disuguhkan dengan Jus. Asoy.
Gue mulai memberanikan diri untuk meng-SMS nya. Kata pertama yang gue tulis adalah “ liaa.. “ (bukan nama asli) satu menit, lima menit, hingga 15 menit tidak ada balesan dari dia. Gue sempet putus asa dan berpikir ‘ sebaiknya gue berhenti aja nguber-nguber tuh cewek ‘ tiba-tiba hape gue bergetar. Gue mulai membuka pesan dari dia.. dia menjawab “ ya? “ gue bingung mau jawab apaan. Kalo gue langsung bilang “ ini rian vokalis satria yg nonton disebelah kamu tadi “ malah kaya’ anak distro yang celananya selalu kedodoran karena tititnya belum disunat. Gue nggak ada ngebales apa-apa malem itu. Lalu dia SMS gue lagi “ ni siapa yaa? “ gue bilang “ ni rian vokalis satria “ dia jawab lagi “ ooh “
CROOOT.. !! jus yang gue minum muncrat. Jawaban yang sangat berbobot barusan masuk ke hape gue. Kita lalu sering SMS-an. Dia minta account facebook dan twitter gue. Lama-kelamaan kita lumayan deket. Dan pada suatu ketika, dia nggak pernah bales SMS gue lagi. Nggak tahu apa penyebabnya. Terakhir gue SMS-an sama dia gue Cuma nanya soal liburan. Dan dia Cuma jawab “ dirumah ajaa “ gue tau arti dan maksud dari SMS tersebut. Mungkin gue hanya penghalang dan sama seperti cowok labil yang pernah kenalan dengannya. Semenjak itu kita ga pernah SMS-an lagi. Bahkan gue sempet berkali-kali ngajakin dia nonton, nggak ada balesan dari yang gue SMS.

Terkadang jatuh cinta itu indah, dan bisa juga sebaliknya. Satu-satunya jalan bagi orang yang gagal untuk masalah ini adalah untuk selalu berjiwa besar, menerima,  dan hadapi semua dengan sikap dewasa. Terkadang kenyataan berbeda dengan apa yang kita inginkan. Terkadang yang kita inginkan bisa jadi yang tidak sesungguhnya kita butuhkan. Dan sebenarnya yang kita butuhkan hanyalah merelakan.





 ini dia foto gua dan personil band gua " SATRIA "
dan gua yang paling kanan. agak geli sih ngeliatnya, tapi gapapalah, saat itu emang lagi ga berniat buat foto sedikitpun. Sekian









*nama disamarkan tetapi tempat semuanya benar

0 comments:

Post a Comment